aswaja

aswaja

Translate

Monday, 16 February 2015

SISTEM PEMERINTAHAN MASA KERAJAAN ACEH DARUSSALAM

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

            Pendiri Kerajaan Aceh Darussalam adalah Sulthan Alaiddin Ali Mughaiyat Syah. Dalam kerajaan Aceh Darussalam tersebut disusun Undang-Undang Dasar oleh Abdul Qahhar yang diberi nama Kanun Al-Asyi. Kanun tersebut disempurnakan pada masa Sulthan Iskandar Muda dan diberi nama Kanun Al-Asyi Meukuta Alam. Kanun yang rumusan dan susunan kalimatny yang identik dengan Undang-undang Islam lebih dikenal dengan nama Adat Aceh, Adat Meukuta Alam atau Kanun Meukuta Alam.
            Dalam Kanun inilah disusun Rukun kerajaan, yaitu:
a.       Pedang Keadilan,  jika tiada pedang maka tidak ada kerajaan.
b.      Qalam,  Jika tidak ada kitab Undang-undang maka tidak ada kerajaan.
c.       Ilmu,    jika tidak mengetahui ilmu dunia dan akhirat, tidak boleh mengatur kerajaan.
d.      Kalaam, jika tidak ada bahasa maka tidak boleh berdiri kerajaan.

Untuk dapat terlaksana keempat rukun tersebut dalam kerajaan, maka  kanun menetapkan empat syarat lagi, yaitu:
a.       Ilmu yang dapat memegang pedang
b.      Ilmu yang dapat menulis
c.       Ilmu yang dapat mengetahui, mengatur dan menyusun negeri
d.      Ilmu bahasa
Dalam Kanun Al-Asyi Meukuta Alam ditetapkan bahwa, kerajaan Aceh Darussalam adalah Negara Hukum yang muthlak sah, dan rakyat bukan patung yang berdiri ditengah padabg, akan tetapi rakyat seperti pedang bermata Sembilan yang amat tajam lagi besar matanya, lagi panjang sampai ke Timur dan ke Barat.
Selain itu, dalam Kanun  ditetapkan pula, bahwa cap (stempel) tertinggi ialah Cap Sikureung , yang berbentuk bundar dan bertunjung keliling, ditengah-tengahnya bertuliskan nama Sulthan yang sedang memerintah dan sekelilingnya tertulis nama delapan sulthan yang memerintah sebelumnya.
Menurut Kanun Meukuta Alam bahwa delapan orang sulthan sekelilingnya melambangkan empat dasar Hukum, yakni, Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ Ulama dan Qiyas serta empat jenis Hukum yaitu Hukum, adat, Qanundan Reusam, yang bermakna bahwa Sulthab dikelilingi oleh hokum.
            Dengan Undang-undang (Kanun) seperti inilah Aceh Pernah menjadi Negara super power dan ditakuti bangsa portugis.

Di Aceh Na Alam Peudeung
Cap sikureung Lam Jaroe Raja
Phon Di Aceh Troih U Pahang
Tan Soe Teuntang Iskandar Muda

Bansa Peutugeh Angkatan Meugah
Abeh Geupinah Di Aceh Raya
U Malaka Keudeh di Piyoh
Keunan Pih Troih Geupeucroek Teuma

Iskandar Sani duek Geunantoe
Lakoe Putroe Tajul Mulia
Kota Malaka Teuma Geu-Eungkhoe
Peutugeh Jiwoe Keudeh U Goa


No comments:

Post a Comment